Cara Menjelaskan Perang dan Dampaknya pada Anak

Ilustrasi. Credit: Freepik

ADS

287 x 220

Bagikan :


Saat ini, berita mengenai konflik atau perang banyak ditemukan di berbagai media. Sebagai orang tua, terkadang Anda ingin melindungi anak-anak dari informasi menakutkan tentang perang. Walaupun Anda tidak ingin membicarakan mengenai perang atau konflik bersenjata pada anak, kemungkinan anak untuk mulai belajar tentang perang dari media tidak bisa dihindari. 

Pemberitaan perang bisa membuat Anda merasakan kesedihan, ketakutan dan kemarahan di manapun Anda berada. Anak juga bisa melihat bagaimana orang tua bereaksi terhadap berita mengenai perang yang mereka baca. Perang merupakan hal yang menakutkan bahkan bagi orang dewasa. Orang tua harus siap untuk berbicara mengenai perang dan konflik bersenjata serta dampaknya pada anak-anak. Bagaimana tips bicara tentang perang pada anak? Simak ulasannya berikut ini.

 

Tips Berbicara Tentang Perang pada Anak

Anak-anak bisa mendapatkan informasi tentang perang dari berbagai sumber seperti buku sejarah atau melalui tontonan berita di televisi. Meskipun pembicaraan perang tidak pernah mudah karena melibatkan kekerasan, kematian, kehilangan dan trauma, namun sebagai orang tua Anda perlu untuk memberi informasi yang tepat pada anak.

Berikut ini beberapa cara yang bisa Anda lakukan ketika membicarakan perang pada anak:

 

Pahami fakta tentang perang

Sebelum bicara dengan anak mengenai perang, sebagai orang tua Anda perlu mencari informasi dan fakta sebenarnya mengenai perang yang terjadi, termasuk konteks mengapa perang tersebut bisa terjadi. Dengan mengetahui fakta tersebut, anak juga akan mendapatkan informasi yang tepat mengenai perang. 

Anda juga dapat menanyakan terlebih dahulu kepada anak mengenai informasi apa yang mereka dapat tentang perang, lalu biarkan mereka menjelaskan apa yang mereka ketahui. Dari sini, Anda dapat mengetahui sejauh mana pemahaman anak tentang perang dan meluruskan berita yang mungkin keliru dipahami anak-anak.

 

Jelaskan sesuai usia anak

Orang tua harus berbicara dengan tenang, menjawab pertanyaan anak dengan jujur tanpa gambaran atau penjelasan yang terlalu gamblang, brutal atau menakutkan. Cobalah untuk tidak terlalu memperlihatkan ketakutan atau kecemasan Anda secara berlebihan pada anak. Perhatikan ekspresi wajah dan gaya tubuh Anda serta bagaimana reaksi mereka terhadap penjelasan Anda. 

Dalam menjelaskan berita tentang perang, Anda perlu menjelaskan sesuai dengan usia anak. Anak mungkin bisa merasa ketakutan terhadap keselamatan mereka. Di sini Anda bisa menenangkan mereka bahwa mereka aman dari bahaya. Ingatkanlah bahwa ada banyak orang di seluruh dunia yang sedang bekerja keras untuk menghentikan perang dan mendapatkan perdamaian.

Pada anak usia lebih besar, Anda bisa memberi penjelasan lebih panjang atau mengajak anak berdiskusi mengenai informasi tersebut. Pada usia di atas 10 tahun, anak-anak mungkin akan melontarkan pertanyaan lebih panjang dan lebih sulit. Tidak masalah bila Anda tidak bisa menjawab semua pertanyaan anak. Jika Anda tidak siap menjawabnya, sampaikan pada anak bahwa Anda masih butuh waktu untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai hal tersebut. Beri tahu juga pada anak bahwa informasi yang beredar bisa tidak akurat dan penting untuk mencari sumber informasi terpercaya.

Baca Juga: Mengenal Grounding, Cara untuk Mengatasi Gangguan Kecemasan dan PTSD

 

Hindari memberi stigma negatif

Dalam menjelaskan perang pada anak usia pra sekolah hingga pra remaja, sebaiknya hindari mendiskriminasi dan memberi stigma negatif pada salah satu pihak. Pembicaraan negatif terhadap suatu kelompok dapat membuat anak memiliki prasangka buruk pada kelompok tersebut. Untuk itu hati-hatilah dalam memilih kata-kata yang akan Anda sampaikan pada anak. Sebaiknya fokus pada memberikan fakta dan informasi yang mendidik pada anak.

Jika anak Anda sudah memasuki usia remaja dan anak mulai bisa menentukan pendapatnya sendiri, Anda dapat berdiskusi lebih dalam mengenai perang dan hal-hal di baliknya. Ada kemungkinan bahwa Anda dan anak memiliki pendapat yang berbeda. Cobalah untuk menghormati pendapat anak walaupun mungkin Anda tidak setuju, dan hindari mengekspresikan pandangan Anda dengan penuh emosi.

Baca Juga: Tanda-Tanda PTSD pada Pria dan Penyebabnya

 

Fokus pada cerita positif

Anda bisa menjelaskan pada anak mengenai cerita positif dari perang seperti perjuangan para pihak untuk menyerukan perdamaian, kegiatan sukarela untuk membantu para korban perang, penggalangan dana kemanusiaan dan lain-lain. Cara ini dapat mendorong empati anak untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kemanusiaan. 

Bicara tentang perang pada sebagian anak dapat menimbulkan rasa cemas atau ketakutan tersendiri pada anak. Karenanya, berhati-hatilah saat berdiskusi tentang perang dengan anak. Jika si kecil mengalami ketakutan atau rasa panik akibat paparan informasi tentang perang, sebaiknya batasi akses informasi tentang perang untuk sementara, lalu konsultasikan ke dokter. Anda juga dapat memanfaatkan fitur konsultasi yang tersedia pada aplikasi Ai Care.

 

Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Rabu, 15 November 2023 | 13:09

VanClay, M. (2022). How to talk about war with your young child – and help them feel safe. Available from: https://www.babycenter.com/child/parenting-strategies/how-to-talk-to-preschoolers-about-war-and-help-them-feel-saf_64091

Morin, A. (2021). Talking to Your Kids About War. Available from: https://www.verywellfamily.com/how-to-talk-to-kids-about-war-4147597

UNICEF. How to talk to your children about conflict and war. Available from: https://www.unicef.org/parenting/how-talk-your-children-about-conflict-and-war

Emerging Minds. (2023). How to talk to children about war and conflict. Available from: https://emergingminds.com.au/resources/how-to-talk-to-children-about-war-and-conflict/