Baik jalan cepat maupun lari adalah latihan kardiovaskular yang baik untuk meningkatkan kebugaran jantung dan stamina, serta efektif membakar kalori. Anda mungkin bingung untuk memilih yang mana di antara kedua aktivitas fisik ini. Sebenarnya baik itu jalan cepat maupun lari, pilihannya tergantung tingkat kebugaran Anda saat ini dan tujuan kesehatan Anda.
Jadi, lebih baik olahraga yang mana di antara berlari atau berjalan cepat?
Manfaat Jalan Cepat untuk Kesehatan
Jalan cepat termasuk aktivitas aerobik intensitas sedang yang memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. Jalan cepat berbeda dengan jalan biasa. Jalan cepat memiliki kecepatan, intensitas dan teknik yang berbeda.
Jalan cepat melibatkan gerakan kaki yang lebih cepat sehingga meningkatkan detak jantung, membuat Anda berkeringat dan membakar kalori lebih banyak. Kecepatan berjalannya bervariasi, dengan kecepatan jalan cepat 3 sampai 4,5 mph (mil per jam). Adapun manfaat jalan cepat di antaranya:
- Mengurangi risiko penyakit jantung dan diabetes
- Meningkatkan kebugaran dan stamina tubuh
- karena membuat Anda merasa lebih energik dan bertenaga sepanjang hari
- Membantu membakar kalori dan menurunkan berat badan bila diiringi dengan diet sehat
- Mudah dilakukan tanpa membutuhkan peralatan khusus
- Meningkatkan suasana hati
- Membantu memperkuat otot-otot di area tungkai
- Risiko cedera dari jalan cepat umumnya lebih rendah
Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari jalan cepat, disarankan untuk jalan cepat secara teratur setidaknya 30 menit per hari, lima kali dalam seminggu.
Baca Juga: Manfaat Jalan Kaki Menanjak (Incline Walking)
Benarkah Jalan Cepat Lebih Sehat Ketimbang Berlari?
Baik jalan cepat dan berlari sebenarnya sama-sama memiliki manfaat kesehatan. Berlari umumnya membakar kalori yang lebih banyak dibandingkan dengan jalan cepat dalam waktu yang sama karena memiliki intensitas yang lebih tinggi.
Pada suatu studi yang dilakukan pada sekitar 74 ribu pelari dan 14 ribu pejalan kaki, ditemukan bahwa pelari memiliki risiko radang sendi (osteoartritis) yang lebih rendah dibandingkan pejalan kaki. Namun, pelari memiliki risiko lebih besar untuk mengalami cedera dibandingkan orang yang berjalan kaki. Sekitar 80% cedera pada lari adalah cedera berulang.
Selain itu, perlu dipertimbangkan faktor kenyamanan dalam menjalankan rutinitas latihan yang berkelanjutan. Jika berlari dirasa lebih sulit dan membuat Anda tidak nyaman, maka Anda bisa memilih jalan cepat sebagai pilihan olahraga yang lebih mudah diakses dan dapat dilakukan dalam jangka panjang. Dengan demikian, tujuan latihan baik penurunan berat badan maupun pengelolaan berat badan bisa tercapai.
Baca Juga: Lebih Baik Mana Olahraga Lari di Pagi atau Malam Hari?
Anda mungkin juga bisa mempertimbangkan latihan kombinasi. Memulai latihan dengan jalan cepat untuk membangun kekuatan dan stamina, kemudian secara perlahan beralih ke berlari saat tubuh sudah terbiasa dengan intensitas yang lebih tinggi.
Juga perlu diingat bahwa kunci utama menurunkan berat badan adalah kombinasi aktivitas fisik dan juga pola makan dengan gizi seimbang dan kalori yang terkendali. Sehingga penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mulai latihan jalan cepat atau berlari. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma
Lowri Daniels (2023). What are the benefits of brisk walking?. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/brisk-walking
WebMD (2021). The Difference Between Walking and Running. Available from: https://www.webmd.com/fitness-exercise/difference-between-walking-and-running
Jane Chertoff (2020). Which Is Better for Your Health: Walking or Running?. Available from: https://www.healthline.com/health/walking-vs-running
Christine Luff, ACE-CPT (2022). Running Advice for Overweight Runners. Available from: https://www.verywellfit.com/running-tips-for-overweight-runners-4142348